TDC-Perpustakaan sekolah/madrasah memiliki peran penting dalam meningkatkan minat baca siswa. Namun kerap kita melihat perpustakaan hanya menjadi sebuah ruangan penyimpanan buku. Buku-buku di perpustakaan pun lebih didominasi buku pelajaran daripada buku cerita anak. Selain itu, penataan ruang perpustakaan juga sering kali tidak membuat siswa merasa nyaman di perpustakaan sehingga kurang mampu menumbuhkan minat membaca bagi anak.
Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi sekolah/madrasah untuk menjadikan perpustakaan yang bersifat edukatif dan rekreatif, sehingga siswa dapat nyaman dan semangat berkunjung ke perpustakaan. Menjawab tantangan tersebut Kawan Sekolah Literasi Indonesia (SLI) mengadakan pelatihan manajemen perpustakaan kepada 10 pustakawan dan 10 kepala sekolah/madrasah dampingan di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak pada Sabtu (23/01).
Kegiatan yang dilaksanakan di SDN 1 Cisimeut Raya ini adalah kolaborasi antara SLI dengan ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia) dan IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia). Mengusung tema “Meningkatkan Manajemen Perpustakaan yang Edukatif-Rekreatif untuk Mendukung Kualitas dan Keberhasilan Proses Pembelajaran di Sekolah/Madrasah”. Lista Faujiah, S.IP., Master Trainer Nasional PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) hadir sebagai pemateri dalam pelatihan tersebut.
Dalam pemaparannya, Lista Faujiah menyampaikan tentang perpustakaan masa kini. Menurutnya perpustakaan masa kini merupakan tempat untuk berbagi pengetahuan dari bahan pustaka maupun sumber informasi digital e-book dan e-journal, serta melalui kegiatan kelas-kelas kreatif seperti, kelas kerajinan tangan, kelas KIR, kelas TIK, kelas tari, dan lain-lain- lainnya.
"Parameter pembangunan perpustakaan diukur dari kemudahan akses informasi, kualitas dan kuantitas koleksi, layanan, dan kualitas serta kuantitas pengelola. Kemudian adanya perpustakaan digital yang mudah diakses, seperti let read, iPerpus SaidjahAdinda, iBanten, dan iPusnas," kata Lista.
Selain itu, Kawan Wawa juga menyampaikan tentang pejenjangan buku yang berfungsi untuk memudahkan anak memilih dan membaca buku sesuai kemampuan bacanya.
Selain mendengarkan materi yang disampaikan, peserta juga diajak untuk mempraktikan pengadministrasian buku seperti membuat catatan ke buku induk, buku kunjungan, peminjaman buku, label buku, dan penjenjangan buku. Seluruh rangkaian aktivitas dilaksanakan dengan antusias oleh peserta.
“Kegiatan yang sangat bermanfaat untuk madrasah, karena perpustakaan MIN1 Lebak yang saat ini belum tertata rapi dan pengelolaannya belum sesuai dengan standar pengelolaan perpustakaan. Dengan adanya pelatihan ini kami bersyukur telah mendapatkan ilmu manajemen perpustakaan. Insya Allah ilmunya akan kami buka di perpustakaan MIN 1 Lebak secara bertahap,” ungkap Pipin Bahyudin, S.Pd.I., M.Si., Kepala Madrasah MIN 1 Lebak.
Kepala Sekolah SDN 3 Cisimeut Raya, Citra, S,Pd., mengungkapkan bahwa setelah mengikuti pelatihan manajemen perpustakaan, sekolah akan mengolah perpustakaan sesuai dengan yang disampaikan. Meski sekolah belum memiliki gedung perpustakaan, tapi kepala sekolah dan guru akan mengadakan sekolah yang nyaman dengan ruang yang sederhana dan membuat minat baca siswa terbudaya.
“Sebuah tinjauan dari bagaimana pengelolanya. Hasil dari ilmu adalah tindakan bukan hanya pengetahuan,” ucap Lista Faujiah dalam sesi akhir penyampaian kepada para peserta. Harapannya pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari pelatihan tersebut dapat diterapkan oleh sekolah dalam mewujudkan perpustakaan yang edukatif-rekreatif bagi seluruh warga sekolah