TDC- Pengurus Daerah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Medan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Senin (7/03/22) siang tadi. Aksi unjuk rasa KAMMI Medan itu perihal evaluasi satu tahun Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Istimewa |
Aksi itu pun mendapat banyak sorotan dan kecaman dari berbagai pihak. Kecaman yang diterima KAMMI Medan itu disebabkan karena banyak pihak yang menilai unjuk rasa yang mereka lakukan tidak mencerminkan anak muda Islam, karena mempertontonkan sikap yang dinilai arogan.
Salah satu kecaman dilayangkan tokoh muda kota Medan, Hasanul Jihadi, SH S.Sos., M.Kn. Dia menilai aksi itu tidak pantas dijadikan teladan sebab mempertontonkan sikap-sikap yang tidak mencerminkan anak muda Islam yang intelektual.
"Unjuk rasa itu diperbolehkan bahkan dilindungi Undang-undang. Namun, sebagai pemuda Islam dan intelektual harusnya unjuk rasa disampaikan dengan cara-cara yang baik, dengan cara yang pantas dijadikan teladan," ujar Hasanul Jihadi.
"Dengan cara menaiki pagar sambil berteriak-teriak saya pikir hal itu tidak pantas dilakukan anak muda Islam apalagi kaum intelektual. Cara itu bukanlah cara Rasulullah," jelas Hasanul Jihadi yang juga merupakan Sekretris Al Jam'iyatul Washliyah Kota Medan ini.
Selain menaiki pagar kantor Wali Kota Medan, sikap massa aksi saat berhadapan dengan Asisten Pemerintah dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Medan, M Sofyan, yang saat itu menerima aspirasi massa aksi juga menarik perhatian Hasanul Jihadi. Dia menilai sikap massa aksi terhadap Sofyan saat itu sangat disayangkan dan tidak pantas.
"Sikap mereka terhadap Asisten Pemerintah dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Medan, Sofyan, yang menerima dan mendengar aspirasi mereka, juga sangat tidak pantas. Mereka bicara terkesan membentak Pak Sofyan dengan nada tinggi, itu tidak pantas, apa lagi itu orang tua. Itu bukan mencerminkan pemuda Islam yang intelektual. Bukan budaya kita itu," lanjutnya.
Lebih lanjut Hasanul Jihadi juga mempertanyakan motivasi massa aksi yang terkesan memaksa untuk masuk kedalam gedung wali kota. Padahal katanya, keterangan dari Sofyan yang mengatakan Wali Kota Bobby Nasution tengah melakukan rapat, sudah sangat jelas.
"Penjelasan dari Pak Sofyan mengenai Wali Kota tengah melakukan rapat sudah sangat jelas, mengapa massa masih memaksa untuk masuk kedalam gedung, apa motivasi dari massa aksi sampai terkesan memaksa begitu?" tanyanya.
Katanya, sebagai tamu, juga harus punya adab dan etika. Sebagai seorang pemuda Islam dan intelektual harus lebih mengutamakan adab dan juga sopan santun.
"Sebagai tamu, layaknya bertamu, harus mengedepankan etika, adab dan juga sopan santun. Arogansi itu harus ditiadakan, jangan sikap angkuh yang dipertontonkan. Sebagai intelektual tidak pantas bersikap begitu," tuturnya.
Selain itu, Hasanul Jihadi juga berpendapat bahwa Wali Kota Medan Bobby Nasution, hingga saat ini sangat bersahabat dan selalu ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kelompok organisasi mahsiswa.
"Sepengetahuan saya, Wali Kota Medan Bobby Nasution itu sangat dekat dengan kelompok organisasi mahasiswa, bahkan beliau selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa, kalau kemudian Wali Kota tidak menghadiri massa aksi ya itu jangan dijadikan sebagai penilaian bahwa Wali Kota tidak mau mendengar, beliau kan juga punya kesibukan," pungkasnya.