TDC- Pembangunan manusia di Kabupaten Gayo Lues terus mengalami perbaikan, terlihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat sejak tahun 2010 hingga 2021.
Istimewa |
Kepala BPS Gayo Lues, Rusmadi menyebutkan, IPM Gayo Lues mengalami kenaikan sebesar 6,63 poin sepanjang tahun 2010 hingga 2021.
"Capaian IPM yang terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan indikasi positif bahwa kualitas manusia di Kabupaten Gayo Lues semakin membaik dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi," Ujarnya saat dikonfirmasi diruangan kerjanya Selasa,( 27/09/2022).
Rusmadi menerangkan angka IPM di Kabupaten Gayo Lues tahun 2021 adalah 67,56 yang berada di bawah nilai rata-rata angka Provinsi Aceh (72,18). Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pembangunan manusia dari segi kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran di Kabupaten Gayo Lues masih jauh di bawah nilai rata-rata Provinsi Aceh.
Pergerakan perubahan IPM dari tahun ke tahun juga dinilai sebagai indikasi yang menggambarkan perubahan pembangunan manusia di suatu wilayah. Hal ini adalah indikator untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu periode waktu.
"Pertumbuhan IPM tersebut perlu dikaji karena keberhasilan pembangunan manusia tidak hanya diukur dari tingginya capaian angka IPM pada satu waktu, akan tetapi juga melihat kecepatan dalam peningkatan IPM-nya. Semakin tinggi nilai pertumbuhan IPM-nya maka semakin cepat nilai IPM yang ideal akan tercapai," Ungkapnya.
Ia melanjutkan, sejak tahun 2011 – 2014, pertumbuhan IPM memperlihatkan pergerakan yang menurun. Pertumbuhan IPM kembali meningkat sejak tahun 2015 – 2019. Namun, di tahun 2020-2021 pergerakannya kembali menurun.
Pada tahun 2011, IPM Gayo Lues tumbuh 1,61 persen dibandingkan IPM tahun 2010. Angka yang sama ditunjukkan kembali pada pertumbuhan IPM 2012 terhadap capaian IPM Gayo Lues tahun 2011, yaitu 1,52 persen. Kondisi terkini, IPM Gayo Lues tahun 2021 naik sebesar 0,51 persen dibandingkan tahun 2020.
"Secara umum, rata-rata pertumbuhan IPM Gayo Lues dari tahun 2010 – 2021 adalah sebesar 1,15 persen. Kabupaten Gayo Lues dalam rentang waktu tersebut berhasil mencatatkan rata-rata pertumbuhan IPM nomor dua tertinggi di Provinsi Aceh," Ungkapnya.
Selain itu,Kepala BPS Gayo Lues, Rusmadi menjelaskan Nilai PDRB Kabupaten Gayo Lues atas dasar dasar harga berlaku pada tahun 2021 mencapai 2.852,6 milyar rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami kenaikan sebesar 159,3 milyar rupiah dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 2.693,27 milyar rupiah. Berdasarkan harga konstan 2010, angka PDRB juga mengalami kenaikan, dari 1.936,87 milyar rupiah pada tahun 2020 menjadi 1.981,88 milyar rupiah pada tahun 2021.
Struktur perekonomian masyarakat Kabupaten Gayo Lues belum bergeser dari kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke kategori ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Gayo Lues.
Sumbangan terbesar pada tahun 2021 dihasilkan oleh kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kemudian kategori Administrasi, kategori Industri Pengolahan, kategori Perdagangan Besar dan Eceran, serta kategori Konstruksi. Sementara peranan kategori lainnya di bawah 5 persen.
Melihat distribusi ini dapat ditarik asumsi bahwa lapangan pekerjaan di Kabupaten Gayo Lues dominan di kategori pertanian, perdagangan, industri (terutama minyak serehwangi dan nilam), dan administrasi pemerintahan (aparatur negara).
"Masih banyaknya kategori yang memiliki peranan di bawah 1 persen menggambarkan bahwa kategori-kategori lapangan usaha tersebut masih sedikit yang menekuni dan penduduk Kabupaten Gayo Lues pun belum banyak yang benar-benar menikmati jasa/layanan dan/atau barang yang dihasilkan dari kategori-kategori tersebut," jelasnya.
Kepala BPS Gayo Lues, Rusmadi juga menerangkan, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan standar materi kehidupan masyarakat yang secara makro dapat diukur dari nilai PDRB atas dasar harga konstan.
Peningkatan jumlah barang dan jasa yang diproduksi, diikuti dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan teknologi, mendorong terjadinya perubahan pendapatan (Mankiw, 2006).
Kondisi ekonomi Kabupaten Gayo Lues dilihat dari pertumbuhan ekonominya mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan terdalam selama kurun waktu lima tahun terakhir yang disebabkan oleh awal mulainya pandemi COVID-19 di Gayo Lues.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gayo Lues selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 2,09 persen per tahun. Pada tahun 2021, perekonomian Kabupaten Gayo Lues mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 2,32 persen.
Pada tahun 2021, dari 17 kategori lapangan usaha, 6 (enam) kategori diantaranya mengalami kontraksi sedangkan sisanya tumbuh positif. Adapun kategori jasa keuangan dan asuransi (K) merupakan lapangan usaha yang mengalami penurunan paling besar yaitu sebesar 5,37 persen.
Sementara kategori transportasi dan pergudangan (H), kategori informasi dan komunikasi (J), serta kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial (Q) merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu masing-masing sebesar 18,24 persen, 9,62 persen dan 9,15 persen.
Lapangan usaha industri pengolahan (C) pada tahun 2020 mengalami kontraksi/penurunan sekitar 1,7 persen sedangkan pada tahun 2021 mengalami pertumbuhan positif yaitu sekitar 3,42 persen.
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Sebagai Kontribusi Terbesar dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Gayo Lues.
"Kabupaten Gayo Lues sebagai wilayah pegunungan dan perbukitan memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah namun perlu dilakukan pemetaan lebih lanjut terhadap potensi yang dikandungi,"katanya.
Rusmadi mengatakan hal ini pula dimanfaatkan sebagian besar masyarakatnya untuk bercocok tanam dan menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama.
Peranan pertanian terhadap PDRB di Kabupaten Gayo Lues dari tahun 2017 ke tahun 2021 terus menurun. Hal ini diakibatkan adanya pergeseran peran, dari kategori jasa admistrasi Pemerintahan, Pertahanan, jaminan sosial wajib yang meningkat, kemudian ditopang oleh sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang terus meningkat.
Sedangkan, apabila suatu daerah disebut sebagai daerah maju jika peranan pertanian terhadap PDRB semakin rendah. Sejak tahun 2017 sampai tahun 2021, peranan pertanian menurun sebesar 2,92 poin dari 41,65 persen menjadi 38,73 persen.
Ini menandakan bahwasanya perlahan masyarakat Kabupaten Gayo Lues sudah mulai menyebar ke lapangan usaha lainnya.
Gambar 4. Kontribusi Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Terhadap Pembentukan PDRB Kabupaten Gayo Lues, 2017-2021 (Persen).
Meskipun dunia secara global dilanda pandemi COVID-19, namun pandemi tersebut tidak terlalu berpengaruh pada kegiatan produksi barang dan jasa di kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Gayo Lues.
Pada tahun 2020, percepatan laju pertumbuhan NTB kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan disebabkan oleh masyarakat yang bekerja di kategori ini tetap bekerja meskipun sedang pandemi karena hampir lebih dari separuh usaha di kategori ini adalah usaha perorangan atau rumah tangga sehingga tidak perlu dilakukan pembatasan sosial.
Pada tahun 2021, lapangan usaha kategori pertanian, perikanan, dan kehutanan mengalami perlambatan dimana hanya tumbuh sebesar 0,37 persen. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya produksi tanaman pangan yang cukup besar. Berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Gayo Lues (2021), diperoleh produksi padi tahun 2021 menurun sebesar 32,19 persen. Hal ini juga mempengaruhi produksi beras yang ada di Kabupaten Gayo Lues.
Kontribusi terbesar pada kategori pertanian, kehutanan dan perikanan adalah perkebunan tahunan, tanaman pangan, tanaman hortikultura semusim, dan peternakan.
Adapun pertumbuhan terbesar terjadi pada tanaman hortikultura semusim. Hal ini dikarenakan adanya program Pemerintah Provinsi Aceh di bidang ketahanan pangan yang salah satunya adalah pemanfaatan halaman rumah untuk tumbuhan pangan (sayur) dan ternak kecil (unggas).
Program ini memberikan bantuan kepada masyarakat yang ingin menanam sayur dihalaman mereka dengan memberikan bibit dan media tanamnya. Hal ini terbukti cukup efektif memberdayakan masyarakat.
"Belum lagi dengan adanya bantuan bibit hortikulutura dari pemerintah untuk kelompok tani, sehingga komoditas holtikultura yang biasanya kurang diminati oleh petani di Gayo Lues menjadi sangat melimpah hasil panennya karena masyarakat Gayo Lues yang mendapat bibit ikut menanam tanaman sayuran," jelasnya (Abdi)