TDC - Sepanjang Januari-September 2022 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih hingga Rp2,28 trililun. Perolehan itu melonjak 50,11% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp1,51 triliun.
Paparan Publik Kinerja Keuangan Bank BTN Per 30 September 2022 di Jakarta, Kamis (27/10/2022). |
“Transformasi Bank BTN yang sejalan dengan Transformasi dari Kementerian BUMN membuahkan hasil yang positif. Sehingga kinerja perseroan pada kuartal III/2022 ini semakin baik dan akan terus berlanjut hingga akhir tahun,” ujar Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Bank BTN Per 30 September 2022 di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Menurut Haru, kenaikan laba bersih perseroan ditopang oleh keberhasilan Bank BTN menjalankan inisiatif strategis di kuartal III/2022 dengan peningkatan penyaluran kredit, biaya dana (cost of fund) yang berhasil ditekan seiring dengan peningkatan penghimpunan dana murah.
Ditambah lagi dengan suksesnya Bank BTN melakukan perbaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan) yang terus menurun hingga akhir September 2022.
Haru menjelaskan, sepanjang periode Januari-September 2022, Bank BTN juga berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp289,6 triliun. Hal itu merupakan catatan peningkatan 7,18% dari tahun sebelumnya senilai Rp270,27 triliun.
Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal III/2022. Adapun kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir September 2022 mencapai Rp256,48 triliun.
Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal lII//2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp140,97 triliun tumbuh 8,46% dibandingkan tahun lalu senilai Rp129,97 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 6,4% menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III/2022 dibandingkan tahun lalu sebesar Rp81,87 triliun.
“Penyaluran kredit yang berkualitas dengan melakukan sentralisasi proses kredit berhasil membuat rasio kredit bermasalah (non performing loan) Bank BTN terus membaik. NPL Gross pada kuartal III tahun 2022 ini berada pada level 3,45%, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,94%, Sedangkan NPL Nett sebesar 1,23%, turun dari posisi 1,50%,” kata Haru.
Lebih jauh disampaikannya, kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 31,84% pada kuartal III/2022 menjadi Rp11,54 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp8,75 triliun.
Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,52% pada akhir September 2021 menjadi 4,51% di kuartal III/2022.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan pada kuartal III/2022 perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp312,84 triliun naik 7,41% dari tahun lalu sebesar Rp291,26 triliun.
Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp143,59 triliun, naik sebesar 18,7% dibandingkan akhir September 2021 sebesar Rp120,96 triliun. “Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 45,9% dari total DPK Bank BTN pada kuartal III/2022,” jelasnya.
Haru menegaskan, kenaikan dana murah Bank BTN juga menekan biaya dana atau cost of fund Bank BTN pada akhir September 2022 menjadi 2,36% dibandingkan tahun lalu sebesar 3,28%.
Menurut Haru, kinerja Bank BTN pada akhir September 2022 ini mendorong aset perseroan meningkat sebesar 5,77% menjadi Rp389,29 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp368,05 triliun.
Kinerja BTN Syariah Tumbuh Positif
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN (BTN Syariah) juga tumbuh positif pada kuartal III/2022. Laba bersih UUS BTN tersebut tercatat melonjak 66% dari Rp141,74 miliar pada kuartal III/2021 menjadi Rp235,27 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Capaian positif BTN Syariah tersebut didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada kuartal III/2022, pembiayaan syariah tercatat tumbuh 11% menjadi Rp30,35 triliun dibandingkan akhir September 2022 sebesar Rp27,35 triliun.
Sementara total DPK yang berhasil dihimpun BTN Syariah mencapai Rp31,05 triliun tumbuh 11,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp27,92 triliun. "Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 13,07% menjadi Rp41,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp36,51 triliun," tandasnya. (abimanyu)