TDC-Menjelang Hari Pers Nasional (HPN) 2023, Forum Wartawan Hukum (Forwakum) Sumatera Utara berkunjung ke Museum Perjuangan Pers.
Musemum Perjuangan Pers yang dikunjungi Forwakum Sumatera Utara pada hari Jumat, 27 Januari 2023 tersebut berada di Jalan Sei Alas Nomor 6, Kelurahan Sei Sikambing D, Kecamatan Medan Petisah.
Ketua Forwakum Sumut Aris Rinaldi Nasution didampingi para pengurus serta anggota dan penasehat mengungkapkan, kunjungan tersebut merupakan bentuk silaturahmi bertemu tokoh pejuang pers nasional, Muhammad TWH sekaligus melihat koleksi rekam jejak sejarah pers khususnya di Sumatera Utara.
"Ini sebagai bentuk silaturahmi menemui tokoh pejuang pers nasional, Muhammad TWH sekaligus melihat koleksi bersejarah di museum ini. Kegiatan itu juga merupakan rangkaian giat Forwakum menyemarakkan Hari Pers Nasional pada 7 sampai 12 Februari 2023 mendatang," ujar Aris Rinaldi Nasution.
Selain itu, kedatangan Forwakum ke Museum tersebut juga mengenang sejarah pers dari era penjajahan, orde baru sampai saat ini.
"Semoga bisa menjadi bahan menambah wawasan dan motivasi kita sebagai insan pers saat ini," jelas Aris Rinaldi Nasution.
Dikatakan Aris Rinaldi Nasution, Forwakum berharap Museum Perjuangan Pers Sumut itu nantinya lebih mendapat perhatikan dari pemerintah.
"Agar museum ini nantinya juga bisa menjadi sarana menambah ilmu pengetahuan bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum tentang informasi perjalanan perjuangan pers di masa lampau hingga saat ini," tambah Aris Rinaldi Nasution.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad TWH didampingi Wakil Ketua Rony Simon, Sekretaris Mufti TWH mengungkapkan bahwa museum yang diberi nama Museum Perjuangan Pers tersebut diresmikan pada November 2019 oleh Pengelola Museum Sumatera Utara.
"Peran pers begitu penting untuk melawan penjajah Belanda. Jadi nama 'Perjuangan' sebagai bentuk apresiasi kepada jurnalis yang berjuang menginformasikan kepada masyarakat," ucap MTH yang merupakan wartawan sekaligus veteran.
Kakek berusia 90 tahun itu juga mengungkapkan, menurut Soekarno saat sebelum kemerdekaan, hanya ada dua senjata untuk mengusir penjajah yaitu partai dan koran.
"Sebelum kita berjuang dengan bersenjata, pers ini sudah berjuang menghadapi tantangan dari Belanda seperti pernah ditangkap dan dimasukkan ke penjara. Jadi dari semua saksi perjuangan ini, maka dari Museum Sumatera Utara meresmikan ini menjadi museum perjuangan pers. Dan Museum ini tidak bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah," sebutnya.
Mantan Pemred salah satu media cetak terbitan Kota Medan itu berharap agar Forwakum Sumut tetap menjaga integritas dan tetap profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pers.
"Semoga Forwakum dapat menjalankan tugas dan tupoksinya sebagai wartawan di unit hukum dan menjaga integritas serta kode etik jurnalistik," harapnya.
Di akhir kunjungan, Ketua Forwakum Sumut Aris Rinaldi Nasution memberikan bingkisan sebagai ucapan terimakasih kepada Muhammad TWK yang sudah mendirikan museum dan menjaga sejarah pers agar tetap ada.(abi)***