TDC-Rommy Van Boy meminta Dinas Pekerajaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merelokasi warga Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Penegasan tersebut disampaikan anggota DPRD Kota Medan ini setelah mendengar keluhan warga terdampak banjir yang masih mengungsi akibat banjir di Jalan Karya Jaya, Gang Eka Wali Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor yang dikunjunginya pada hari Rabu 4 Desember 2024.
Kendati demikian, Rommy Van Boy mengapresiasi langkah sigap yang dilakukan aparatur pemerintah dalam menangani dampak banjir di Kota Medan.
Namun, ia juga menyoroti perlunya perbaikan infrastruktur untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Karena itu, politisi Partai berlambang pohon beringin ini meminta Kepala KUPT Dinas PUPR Medan Selatan, Afrizal, untuk meninjau ulang infrastruktur yang ada dan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) guna membangun tanggul serta bronjong di tepi sungai guna mengurangi risiko abrasi dan erosi.
Rommy juga meminta Perumda Tirtanadi untuk menambah penyediaan tangki air ke lokasi terdampak, hingga pasokan air kembali normal.
"Koordinasi lebih erat antara PDAM dan PMI untuk distribusi air bersih harus berkesinambungan," tegas Rommy.
Sebagai anggota Komisi 4 DPRD Medan, Rommy juga mendorong Dinas PUPR bekerja sama dengan BWS untuk segera merencanakan relokasi warga dari daerah aliran sungai (DAS) ke tempat yang lebih aman.
Bahkan, ia menekankan, pentingnya membangun tanggul yang lebih kokoh dan mengatasi pelebaran sungai akibat banjir.
"Pemerintah telah menunjukkan respons yang baik. Namun koordinasi dan keberlanjutan bantuan perlu ditingkatkan. Masyarakat juga harus dilibatkan dalam distribusi bantuan, khususnya untuk kebutuhan air bersih. Semoga solusi ini dapat segera diterapkan agar dampak banjir dapat diminimalkan," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, curah hujan yang tinggi menyebabkan luapan sungai mengakibatkan 17 rumah tangga harus mengungsi sejak Rabu 27 November 2024 pekan lalu.
Chairani Tanjung, salah seorang warga menyampaikan bahwa masalah utama yang dihadapi adalah kesulitan mendapatkan air bersih karena pasokan dari PDAM belum optimal.
"Kami masih kekurangan persediaan air minum dan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Saat ini, kami menumpang di rumah kosong yang disediakan sementara untuk menampung para pengungsi," ungkap Chairani.
Meski demikian, ia mengapresiasi langkah cepat pemerintah setempat, mulai dari kepling, lurah, hingga camat, dalam menangani kebutuhan dasar warga terdampak.
Namun, ia menekankan bahwa ketersediaan air bersih masih menjadi kendala utama yang perlu segera diatasi.
Sementara itu, M. Syahril, Kabag Aset Gambar PDAM Tirtanadi Padang Bulan, menjelaskan, bahwa pihaknya telah mendistribusikan air bersih bekerja sama dengan mobil Palang Merah Indonesia (PMI).
"Dari enam titik saluran pipa PDAM yang rusak, tiga sudah diperbaiki, sedangkan tiga lainnya masih dalam proses pengerjaan," jelas M. Syahril.
Di sela kunjungannya, politisi Fraksi Golkar dari Dapil V Kota Medan ini juga memberikan bantuan kepada warga terdampak.
Ia berharap, dengan koordinasi yang lebih erat antar instansi dan pelibatan masyarakat dalam distribusi bantuan, dampak banjir bisa diminimalkan, serta solusi jangka panjang dapat segera terealisasi.(TDC/red)***